Sabtu, 01 Februari 2014

Perbincangan Kita

"bagaimana bila aku bukan seseorang yang ditakdirkan untuk mencintaimu?"

Kau begitu munafik!

Jatuh, ya jatuh!

Setiap yang terjatuh pasti bersuara.

Seperti ranting yang lepas dari dahan. Seperti kerikil yang kaulempar ke telaga. Seperti hujan yang jatuh ke tanah.

"lalu takdi? apa kau lupa pada takdir?"

Membicarakan takdir, sama dengan membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang akhirnya sia-sia.

Sebab takdir adalah ketetapan Tuhan. Ia adalah arus sungai yang melewati celah sempit ke dua sudut mata.

Aku tak akan menyerah pada takdir. Sebab setiap manusia ditakdirkan bahagia dengan cinta yang diberikan Tuhannya.

"lalu kau menginginkan aku jatuh cinta seperti apa?"

Jatuh cintalah layaknya udara; ada tapi tak kentara, terasa tapi tak teraba, sederhana tapi biasa-biasa saja. Memberi kehidupan pada setiap hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar