Mengapa kau simpan ruhmu padaku, kepongpong yang mati lemas dalam jantung kupu-kupu?
Ruhmu yang membusurkan bianglala. Merimbunkan daun-daun puisi dalam jambangan bunga-bunga.
Aku tahu, betapa letih tubuhmu dalam gugusan maha kelam.
Sebab akulah kau yang diam, yang mendaki mimpi-mimpi panjang pada malam paling malam.
Dadaku tak menyimpan warna langit, pula sungai dan laut yang biru.
Tenanglah aku, diammu. Kupu-kupu hitam dalam bingkai kaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar