Selasa, 04 Februari 2014

Hatiku Masih Seburuk Cuaca Jakarta

Dear Waktu yang Kupinta Kedatangannya

Hari ini aku kurang enak badan. Jadi maaf jika aku telat membalas suratmu. Aku masih berjibaku dengan obat-obat dokter yang kadang kubuang. Hehehe..

Ah.. Masalah hatiku, masih seburuk cuaca jakarta. Langit-langitnya yang pekat seperti menutupi cahaya matamu yang hangat, jalan-jalannya yang banjir menggenangi jarak kita yang semakin anjir.

Setiap kali, aku terperangkap pagi yang seperti itu. Lalu, mengingatmu.

Aku senang, melihat kanak-kanak riang bermain hujan. Walau pun bagiku sangat menyebalkan. Tapi aku senang, membayangkan: kamu, aku, kita-- yang tak juga menyerah pada cuaca dan jarak.

Ketahuilah, betapa rinduku ingin bermain dalam dekap hangat tubuhmu yang lapang. Memulangkan segala deras pelukan seperti musim penghujan.

Oh ia.. Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga Tuhan dan para malaikatnya menjagamu, sehangat dan seteduh doa heningku.

Memang, menjalankan kerinduan rindu tak mudah. Seperti menjaga nyala lilin di dalam goa. Kau memang sendirian, tapi di ujung lorong, ada hangat cahaya yang menantimu. Cahaya yang nyalanya tak lagi perlu kau jaga.

Ini sudah waktunya aku minum obat, Ayuuwuwu. Jangan bilang sama dokterku kalau obatnya nanti kubuang. :)

Salam hangat, dari waktu yang rindui jumpa denganmu.

Iwanuwuwu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar